Jumat, 21 September 2012


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang Masalah
Al Qur’an dalam perkembangan zaman tidak pernah terlepas dari para sahabat. Mulai dari penulisan dan pengumpulan al qur’an. Kemurniaan Al Qur’an akan tetapa terjaga sampai akhir zaman sesuai yang di firmankan oleh Allah Swt.
Begitu juga dengan Hadits. Para sahabat telah banyak menghapalkanya dan tidak mencampurkan antara firman Allah dan Hadits Rasulullah. Karena pembukuan Hadits dan Al Qur’an mempunyai penyusunan dan penulisan berbeda.
Namun yang menjadi permasalahan sekarang adalah bagaimana cara kita memaknai Al Qur’an dan Hadits itu secara bijak, Dikarenakan Begitu banyak pandangan akan hal ini olehnya itu kami sebagai penyusun. Akan membahasanya dalam kesempatan ini. Yakni defenisi al qur’an, serta perbedaan antara Al Qur’an dan Hadis.
  1. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang dapat di angkat pada masalah ini yaitu :
  1. Apa defenisi Al Qur’an ?
  2. Apa Pengertian Hadits ?
  3. Dan apa perbedaan Al Quran dengan Hadits ?

  1. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah :
  1. Mengetahui apa pengertian al quran dan hadits
  2. Dan mengetahui perbedaan al quran dengan hadits
  3. Sebagai suatu prasarat presentasi mata pelajaran ulumul qur’an oleh
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian al quran
Al quran adalah mukzizat islam yang kekal dan mukzizatnya selalu di perkuat oleh kemajuan Ilmu pengetahuan.Al qu’ran di turunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad saw mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju yang terang.
Di antara kemurahan Allah swt terhadap manusia bahwa dia tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke arah kebaikan, tetapi juga dari waktu membawa l kitab dari Allah dan menyuruh mereka beribadah hanya kepada Allah saja, menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan. Agar yang demikian menjadi bukti manusia.
Al Qur’an adalah Risalah Allah swt kepada manusia semuanya. Banyak nas yang menunjukan hal itu, baik di dalamAl Qur’an maupun dalam sunah
maha suci Allah yang telah menurunkan al-furqon (qur’an) kepada hamba-nya, agar dia menjadi pemberi peringatan semesta alam’.
(Al-Furqon [25]:1)
sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sengat mulia pada tempat yang terpelihara (lauhul mahfuz); tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang di sucikan.” (Al- Waqi’ah [56]:77-79)
Keistimewaan yang demikian ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab terdahulu, karena kitab-kitab itu di peruntukan bagi satu waktu tertentu. Maka benarlah allah dengan firman-nya :
sesungguhnya kamilah yang telah menurunkan az-zikr (Al Qur’an), dan sesungguhhnya kamilah yang benar-benar akan menjaganya.” (al-hijr [15]:9)
Dengan keistimewaan seperti itu al quran memecahkan problem-problem kemanusiaan dalam berbagai segi kehidupan, baik rohani, jasmani, sosial, ekonomi, maupun politik dengan pemecahan yang bijaksana karena ia di turunkan oleh yang maha bijaksana dan maha terpuji.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa penanaman kitab ini dengan nama Al Qur’an di antara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-nya, bahkan menncakup inti dari semua ilmu. Hal itu disyariatkan dlam firman-nya :
dan kami turunkan kepadamu al kitab (Al Qur’an) sebagai penjelasan bagi segala sesuatu.” (An-Nahl [16]:89)

  1. Pengertian Hadis
Hadits menurut bahasa artinya baru. Hadits juga secara bahasa berarti ‘sesuatu yang dibicarakan dan dinukil’ ,juga ‘ sesuatu yang sedikit dan banyak’. Bentuk jamaknya adalah al hadits. Adapun firman Allah Ta’ala,
maka (apakah) barangkalai kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada hadits ini’ (Al-Kahfi:6). Maksud Hadits dalam ayat ini adalah Al Qur’an
Hadits menurut istilah ahli hadits adalah : apa yang disandarakan kepada nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya.
Sedangkan menrut ahli ushul fiqih, hadits adalah perkataan, perbuatan, dan penetapan yang di sandarakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam setelah kenabian. Adapun sebelum kenabian tidak dianggap sebagai hadits, karena yang dimaksud dengan hadits adalah mengerjakan apa yang menjadi konsekwensinya. Dan ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan yang terjadi setelah kenabian.
  • Hadits Qudsi
Telah kita ketahui makna hadits secasra bahasa. Adapun ‘Qudsi’ menurut bahasa dinisbatkan kepada ‘Qudus’ yang artinya suci, yaitu sebuah penisbatan yang menujukkan adanya pengangungan dan pemuliaan, atau penyandaran kepada dzat Allah yang mahasuci.
Sedangkan Hadits Qudsi menurut Istilah adalah apa yang disandarakan oleh Nabi dari perkataan perkataan beliau kepada Allah
Hadits Qudsi ialah Hadis yang oleh Nabi S.A.W. disandarakan kepada Allah. Maksudnya Nabi meriwayatkan bahwa itu adalah kalam Allah. Maka Rasul menjadi perawi kalam Allah ini dengan lafal dari Nabi sendiri. Bila seseorang meriwayatkan Hadits Qudsi, maka dia meriwayatkan dari Rasulullah dengan disandarkan kepada Allah, dengan menyatakan ‘Rasulullah Saw mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari tuhannya
  • Hadits Nabawi
Hadits nabawi ilah perkataan (sabdanya) rasulullah saw. Makna atau isinya dari allah swt. Sesangkan lafaznya tidak menjadi mukjizat, dan oleh karena itu boleh hanya meriwayatkan maknanya.

  1. Perbedaan Al Qur’an dan Hadis (Hadis Qudsi, Hadits Nabawi)

  1. Al qur’an
Alquranul karim ialah lafaz (wahyu) yang diturungkan Allah Swt, kepada Nabi Muhammad Saw. Dari awal Al Fatihah sampai akhir surat An Nas. Lafaz dan maknanya dari sisi Allah Swt; sedangkan Jibril AS. Hanya menyampaikna wahyunya kepada Rasulullah. Rasulullah pun tidak berperan kecuali menerima, menghafal, dan kemudian menyampaikannya kepada manusia seperti yang difirmankannya Allah.
dan sesungguhnya kamu telah diberi Al Qur’an dari sisi (Allah) yang mahabijaksana lagi maha mengetahui’ ( Q.S. AL NAML: 6)
  1. Hadits Qudsi
Hadits Qudsi adalah apa yang dikatakan nabi Muhammad saw. Yang isinya dari tuhan, seperti hadis mengenai firman allah swt;
  1. Hadits nabawi (hadits nabi)
Hadits Nabawi adalah perkataan (sabdanya) Rasulullah Saw. Makna atau isinya dari Allah Swt . sedangkan lafaznya dari Nabi Muhammad Saw. Sekedar lafaznya tidak menjadi mukjizat, dan oleh karena itu boleh hanya meriwayatkan maknanya.









BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan

  1. Al qur’an ialah suatu Kalam Allah Swt. yang diturungkan kepada Rasulullah, melalui perantara malaikat jibril, sebagai mukjizat yang dimulai dari surat Al Fatihah sampat An. Nas dan bernilai ibadah bagi nyang membacannya.
  2. Al hadis menurut bahasa ialah baru, sedangkan menurut istilah ahli hadits ialah apa yang disandarakan kepada Nabi Shallallahu Alaiahi Wa Sallam baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah belaiu baik sebelum kenabian atau sesudahnya.
  3. Perbedaan antara Al Qur’an dengan Hadits Qudsi :

  1. Al Qur’an itu lafazh dan maknanya dari Allah, sedang Hadits Qudsi maknanya dari Allah dan lafanya dari Nabi
  2. Membaca Al Qur’an termasuk ibadah dan mendapat pahala, sedang membaca Hadits Qudsi bukan termasuk ibadah dan tidak mendapatkan pahala.
  3. Disyaratkan mutawatir dalam periwayatan Al- Qur’an, sedangkan dalam hadits qudsi tidak disyaratkan mutawatir
  4. Antara Hadits Qudsi dengan Hadits Nabawi letak perbedaanya ialah. Hadits Nabawi disandarkan kepada Rasulullah, sedangkan Hadits Qudsi disandarkan kepada Allah

  1. Saran saran
Pembaca yang senantiasa dilimpahkan Rahmat dan Inayah oleh Allah Swt. Dengan ini juga penulis menungkan beberapa saran-saran buat teman.
Bagi teman yang tertarik mengenbangkan tulisan ini teman dapat mencari referensi dibeberapa buku seperti
  • Pengantar Ilmu hadits
  • Syarah hadits
  • dll
Teman juga bisa browsong, juga dengan senang hati kami ingin teman menjadikan tulisan ini sebagai referensi kalian, dalam rangka pengembangan.



DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. M.M Azami, Hadis nabawi, PT Pustaka Firdaus, Jakarta 1994 : hal. 13-15
Al Qattan Manna Khalil, studi ilmu ilmu al qur’an, litera antamusa, Bogor: hal. 24-31
Al Qattan Manna Khalil, pengantar studi ilmu hadits, Pustaka Al- Kautsar, Jakarta timur 2005 : hal. 22-26
Al Basyuni Syekh Ahmad, syarah hadis,Trigrnda Karya, bandung, 1994: hal. 25-26


adi darmawan